Tamiang Layang, eksposia.com – Sosok Dr Ariantho S Muler ST MM dan H Ahmadi, sepertinya menjadi Paslon Cabup/Cawabup Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, yang memiliki loyalis kuat dan dukungan arus bawah, atau grass roots, yang sedang menggeser paradigma “awe acem ni”.
Kata ini, adalah dalam Bahasa Dayak Maanyan, yang berarti “mana duitnya”. Sebuah kekonyolan yang telanjur mentradisi dalam (nyaris) setiap perhelatan politik apapun di Bartim.
Di paslon bernomor 03 itu, ‘mantra’ ini sepertinya sedang mengalami anti klimaks. Banyak pendukung murni (tanpa orientasi mencari cuan sesaat) muncul. Memberikan dukungan tulus pada keduanya. Bisa terlihat dalam setiap kampanye dialogis mereka yang tak pernah sepi dihadiri massa. Tanpa imbal apa-apa.
Dalam sebuah percakapan santai di suatu malam, saat masih menempati rumah dinas Wakil Ketua 1 DPRD Bartim, Ariantho menyatakan bahwa kekuasaan adalah untuk bisa membantu lebih banyak orang.
Dan yang menyentuh, adalah pengertian anak istrinya, bahwa selama ini waktunya lebih banyak tersita untuk masyarakat. “Sampai-sampai holiday bersama mereka saja sering tertunda. Tapi untunglah mereka paham,” ucapnya seraya terkekeh.
Sehingga ketika ia memaklumatkan diri bersama H Ahmadi dalam kalimat “siap mewakafkan diri”, sepertinya ia sudah membuktikannya selama ini. Bukan janji manis yang dilontarkan ketika ada kepentingan.
“Kami mendukung Pak Ariantho tulus, tanoa memikirkan mendapat apa. Oh no, sorry. Idealisme tidak bisa dibeli, Om!” tegas Purwanto, salah seorang relawan di Ampah, Kecamatan Dusun Tengah.
Kalimat seperti ini, juga kerap terdengar di banyak warga masyarakat. Seperti sebuah kerinduan, hadirnya sosok pemimpin yang asyik, komunikatif, tidak diskriminatif dan punya sifat mengayomi. Sosok yang dibentuk oleh karakter asli.
Sekali lagi, bukan karakter dibentuk lantaran ada kepentingan. Dan selama menjadi anggota dewan, Ariantho sudah membuktikan hal itu. Diakui atau tidak..- TYO
Leave a Reply