Jakarta, eksposia.com – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyatakan bahwa
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan digelar bulan Mei 2023 mendatang, akan mengesahkan
beberapa kesepakatan. Salah satunya adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
“Di dalam pertemuan High Level Task Force on Economic Integration, negara ASEAN, sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Dan ini akan disahkan pada KTT ke-42, Mei mendatang,” ujar Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu kemarin (5/04/2023), seperti yang dikutip dari rilis pers Kominfo Newsroom.
Menurut Retno, Indonesia memiliki sejumlah prioritas dalam menjalani perannya sebagai Ketua ASEAN 2023. Ada tiga pilar dalam tema besar keketuaan Indonesia ; “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.”
Ketiganya adalah ASEAN Matters, Epicentrum of Growth, dan implementasi Pandangan ASEAN
terhadap Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP).
“Pada pilar Epicentrum of Growth, Indonesia berupaya untuk memastikan penguatan
ketahanan energi dalam mendukung transisi dari energi fosil ke energi bersih dan terbarukan. Antara lain dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional,” papar wanita yang dikenal ulung dalam diplomasi ini.
Pada kesempatan tersebut, Retno Marsudi turut menegaskan bahwa pemerintah juga akan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) di Myanmar sebagai bagian dari upaya penanganan
untuk menyelesaikan krisis di negara tersebut.
Pelibatan para pemangku kepentingan itu,dikatakan Retno menjadi sangat penting demi
mendorong terciptanya dialog nasional yang inklusif.
“Pelibatan ini dengan berbagai pemangku kepentingan dilakukan sesuai dengan mandat Konsensus
Lima Poin,” ujarnya kemudian.
Meski begitu Retno tidak menyebutkan secara detail pihak-pihak mana saja yang telah ditemui. Dia hanya menyampaikan bahwa dalam pertemuan-pertemuan dengan stakeholder di Myanmar, Indonesia terus menyampaikan seruan mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan penyalahgunaan kekuatan.
“Untuk pertama kalinya, Indonesia selaku Ketua ASEAN telah melakukan pertemuan dengan sejumlah utusan khusus, termasuk utusan khusus dari Sekretaris Jenderal PBB, serta para utusan khusus dari negara tetangga Myanmar dan negara lainnya.
Hal itu dilakukan untuk mendorong
koordinasi dan sinergi sembari terus memperkuat sentralitas ASEAN” urai Retno lagi.
Dan menurutnya, dari pertemuan dengan semua utusan khusus, tampak bahwa dukungan terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan Konsensus Lima Poin tampak sangat kuat. – WAN ( foto dan sumber berita ; Kominfo Newsroom)
Jakarta, eksposia.com – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyatakan bahwa
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan digelar bulan Mei 2023 mendatang, akan mengesahkan
beberapa kesepakatan. Salah satunya adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
“Di dalam pertemuan High Level Task Force on Economic Integration, negara ASEAN, sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Dan ini akan disahkan pada KTT ke-42, Mei mendatang,” ujar Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu kemarin (5/04/2023), seperti yang dikutip dari rilis pers Kominfo Newsroom.
Menurut Retno, Indonesia memiliki sejumlah prioritas dalam menjalani perannya sebagai Ketua ASEAN 2023. Ada tiga pilar dalam tema besar keketuaan Indonesia ; “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.”
Ketiganya adalah ASEAN Matters, Epicentrum of Growth, dan implementasi Pandangan ASEAN
terhadap Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP).
“Pada pilar Epicentrum of Growth, Indonesia berupaya untuk memastikan penguatan
ketahanan energi dalam mendukung transisi dari energi fosil ke energi bersih dan terbarukan. Antara lain dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional,” papar wanita yang dikenal ulung dalam diplomasi ini.
Pada kesempatan tersebut, Retno Marsudi turut menegaskan bahwa pemerintah juga akan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) di Myanmar sebagai bagian dari upaya penanganan
untuk menyelesaikan krisis di negara tersebut.
Pelibatan para pemangku kepentingan itu,dikatakan Retno menjadi sangat penting demi
mendorong terciptanya dialog nasional yang inklusif.
“Pelibatan ini dengan berbagai pemangku kepentingan dilakukan sesuai dengan mandat Konsensus
Lima Poin,” ujarnya kemudian.
Meski begitu Retno tidak menyebutkan secara detail pihak-pihak mana saja yang telah ditemui. Dia hanya menyampaikan bahwa dalam pertemuan-pertemuan dengan stakeholder di Myanmar, Indonesia terus menyampaikan seruan mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan penyalahgunaan kekuatan.
“Untuk pertama kalinya, Indonesia selaku Ketua ASEAN telah melakukan pertemuan dengan sejumlah utusan khusus, termasuk utusan khusus dari Sekretaris Jenderal PBB, serta para utusan khusus dari negara tetangga Myanmar dan negara lainnya.
Hal itu dilakukan untuk mendorong
koordinasi dan sinergi sembari terus memperkuat sentralitas ASEAN” urai Retno lagi.
Dan menurutnya, dari pertemuan dengan semua utusan khusus, tampak bahwa dukungan terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan Konsensus Lima Poin tampak sangat kuat. – WAN ( foto dan sumber berita ; Kominfo Newsroom)
Leave a Reply