Program Jitu Sebagai Langkah Melestarikan Bahasa Daerah

Palangka Raya, eksposia.com – Tantangan terbesar di tengah arus globalisasi modernisasi, adalah mempertahankan jati diri bangsa. Budaya Korsel seperti K-Pop dan fashion stylenya boleh saja jadi tren. Namun Indonesia tetaplah harus jadi Indonesia, yang punya banyak budaya asli yang harus dijaga kelestariannya

Demikian juga dengan bahasa daerah, yang merupakan salah satu jati diri bangsa. Tentu tidak boleh hilang, karena itulah identitas orang Indonesia, yang terdiri dari banyak etnis plus bahasanya.

Oleh sebab itu, sangatlah tepat jika Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, baru-baru ini menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah dan Pakar Dalam Implementasi Model Pelindungan Bahasa Daerah Tahun 2023, yang dilaksanakan di
Palangka Raya.

Acara ini merupakan implementasi dari Program Merdeka Belajar yang sudah dilaksanakan selama dua tahun di Provinsi Kalimantan Tengah.

Menurut informasi dari pihak panitia, pada tahun pertama ada empat bahasa.lokal yang direvitalisasi. Yaitu Bahasa Ngaju, Bahasa Maanyan, Bahasa Melayu Kotawaringin dan Bahasa Ot Danum. Dan pada tahun 2023 ini bertambah 4 bahasa lagi yakni Bahasa Bakumpai, Bahasa Katingan, Bahasa Sampit dan Bahasa Siang.

Dari para peserta yang hadir, nampak Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Barito Timur Dra Herawani MM. Adapun para peserta, rata-rata mengharapkan ada banyak bahasa lokal lagi yang masuk dalam program, seperti Bahasa Lawangan, yang sekarang dirasa makin terancam kepunahan.

“Karena jumlah anak-anak keturunan Lawangan yang merupakan hasil pernikahan dengan etnis lain, sangat jarang yang mahir berbahasa tersebut. Yang menikah dengan orang Maanyan anak-anaknya lebih fasih berbahasa Maanyan, yang menikah dengan orang Banjar biasanya anak-anaknya juga lebih berbahasa Banjar, demikian seterusnya,” komentar salah seorang peserta dari Palangka Raya, yang mengaku berasal dari Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur. -NIA

Leave a Reply