Jakarta, eksposia.com – Daerah Pluit dan Pademangan, masih menjadi dua titik paling berpotensi banjir di Kota (Administrasi) Jakarta Utara. Meski hal ini bukan barang baru, namun di musim yang sudah terhitung penghujan, seperti Oktober, Nopember, apalagi Desember, datangnya banjir tetap harus diwaspadai.Karena bukan tidak mungkin, curah hujan tinggi, juga ‘diimbangi’ buntunya saluran air, sehingga debit air menjadi tinggi.
Selain Pluit dan Pademangan, Rorotan juga diprediksi menjadi lokasi rawan banjir. Hal tersebut dikatakan oleh pihak BPBD DKI Jakarta, baru-baru ini, di mana mereka sendiri mulai bersiap atas kemungkinan terjadinya bencana banjir. BPBD DKI Jakarta, telah memetakan beberapa kelurahan, bukan hanya di wilayah Jakarta Utara, tapi juga di tiga kota administrasi lainnya, yaitu Jakarta Pusat, Timur dan Selatan.
Kesiapsiagaan terhadap bencana sendiri, merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Kontingensi Penanggulangan Bencana Banjir di DKI Jakarta. Uniknya, Jakarta Selatan yang disebut sebagai zona teraman banjir, justru mempunyai titik terbanyak, yaitu 9 (sembilan) kelurahan. Peringkat kedua adalah Jakarta Timur, yang berselisih satu angka, alias 8 (delapan kelurahan).
Ian, salah satu warga perumahan di Jati Padang, Jaksel, menyatakan keheranannya juga kenapa sekarang di wilayah yang dulu terkenal dengan “keamanan dan kenyamanan”nya ini, sekarang rawan banjir. “Ya, heran juga yak? Apa karena populasi penduduk tambah banyak, persoalan sampah dan got mampet jadi penyebabnya? Tapi tahun kemarin juga emang banjir juga sih. Tahun ’90-an mah masih aman, bro. Kalopunbanjir, paling seleher doang. Leher ayam, maksudnya!” ungkap lelaki yang rambut bagian depannya sudah mulai banyak longsor tersebut, ketika berbincang lewqt telpon tadi (Kamis, 9/11/2023). – TYO
(fot, sumber ; pexels/ h chaudary)
Leave a Reply