Melorot Dua Tahun Belakangan. Anggaran Media di Bartim Masih Belum Dianggap Layak?

Tamiang Layang, eksposia.com – Banyak pekerja media di Kabupaten Barito Timur, mengeluhkan nilai anggaran yang mengecil dari tahun ke tahun.  Meski mereka sebenarnya berusaha diam dan menerima karena tak ada pilihan.

Tapi karena pengecilan anggaran itu dinilai terus terindikasi dari tahun ke tahun, maka beberapa dari mereka akhirnya bersuara

“Coba bandingkan. Di tahun 2022, kita masih terima Rp10 juta per tahun, kok mendadak tahun ini hanya Rp6,5 juta saja?  Ya masih untung  kita tidak dibebani volume banyaknya berita. Tapi sungguh ironis, sementara ada anggaran-anggaran lain dibesarkan,membuat kita jadi sakit hati melihatnya,” keluh seorang wartawan tadi (Selasa, 03/10/2023)

Sementara, di tempat dan waktu terpisah, Yovan CP, wartawan media online Barito Raya Post, juga mengeluhkan bahwa dari kejadian ini, bisa diasumsikan profesi wartawan di Bartim, agaknya memang masih dipandang sebelah mata.

“Hitung saja berapa harga per beritanya dari nilai kontrak. Itu belum lagi dipikir, hayo, berapa ongkos transportasi untuk mendapatkan berita tersebut. Sementara di pundak kita, harus mengangkat nama daerah.  Bayangkan, di satu sisi kita seperti tak dianggap, namun di satu sisi, kita begitu banyak dibebani, harus ngomong bagus, tidak boleh nulis yang jelek, dan lain-lain,” ucap  Bendahara Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Barito Timur tersebut.

Adapun menurut keterangan dari pihak Setwan DPRD Bartim sendiri, pada waktu rapat dengan para awak media yang bermitra, mereka sudah mengemukakan bahwa budget pembelanjaan media memang terbatas sekali. Sehingga dengan demikian, akhirnya nilai kontrak advertorial pun jadi kecil. NIA (foto : screenshot dari Channel YouTube Iwan Prast Lee “Pekerja Media Lokal, Termarjinalkan?”)

Leave a Reply