Petani Keluhkan Aliran Sungai Tarinsing Dan Sawah Yang Keruh Airnya. Efek Penambangan?

  • Tamiang Layang, eksposia.com -Aliran Sungai Tarinsing yang juga berada di wilayah Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, kini seolah menjadi sesuatu yang tak baik-baik saja bagi beberapa petani. Khususnya mereka yang sawahnya teraliri air sungai tersebut.
    Yodi R, salah seorang petani setempat, yang juga memimpin sebuah kelompok tani, menceritakan bahwa sungai sering berair keruh dan agak berbau. Padahal, dalam beberapa hari terakhir, tidak ada hujan deras.
    “Kawan-kawan di kelompok tani kaget juga. Kenapa sawah kita airnya keruh begini? Ya kalau musim hujan, banyak longsoran, kita maklumi. Tapi ini kan di musim kemarau, adapun intensitas hujan juga tidak terlalu tinggi,” tuturnya saat bertemu tadi (Sabtu, 29/07/2023).
    Menurut Yodi, dari penelusuran beberapa rekannya di LSM, yang bergerak di bidang lingkungan, keruhnya air diakibatkan oleh adanya penambangan sebuah perusahaan di daerah atas (kawasan atas) Desa Rodok dan wilayah pegunungan.
    Senada dengan Yodi, salah seorang petani lain, yang minta namanya tak disebutkan, menceritakan bahwa dulu aliran Sungai Tarinsing sangatlah jernih. Persawahan yang dialiripun subur. Ia menjadi khawatir, jika dugaan pencemaran ini memang betul, maka akan ada dampaknya, dengan kualitas padi yang akan dihasilkan.
    “Kita tak bisa mengandalkan mutu padi jadi bagus kalau airnya buruk. Apalagi kita belum tahu dari hasil laboratorium, apakah air tersebut hanya mengandung lumpur, atau ada unsur lain yang bisa membahayakan,” ungkap petani yang tergolong senior itu. (Agus Prasetyo G)
    Caption : Sungai Tarinsing yang keruh airnya, diduga tercemar aktivitas penambangan. Petani khawatirkan dampaknya. (foto ; ist)
    Aliran Sungai Tarinsing yang juga berada di wilayah Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, kini seolah menjadi sesuatu yang tak baik-baik saja bagi beberapa petani. Khususnya mereka yang sawahnya teraliri air sungai tersebut.
    Yodi R, salah seorang petani setempat, yang juga memimpin sebuah kelompok tani, menceritakan bahwa sungai sering berair keruh dan agak berbau. Padahal, dalam beberapa hari terakhir, tidak ada hujan deras.
    “Kawan-kawan di kelompok tani kaget juga. Kenapa sawah kita airnya keruh begini? Ya kalau musim hujan, banyak longsoran, kita maklumi. Tapi ini kan di musim kemarau, adapun intensitas hujan juga tidak terlalu tinggi,” tuturnya saat bertemu tadi (Rabu, 02/08/2023).
    Menurut Yodi, dari penelusuran beberapa rekannya di LSM, yang bergerak di bidang lingkungan, keruhnya air diakibatkan oleh adanya penambangan sebuah perusahaan di daerah atas (kawasan atas) Desa Rodok dan wilayah pegunungan.
    Senada dengan Yodi, salah seorang petani lain, yang minta namanya tak disebutkan, menceritakan bahwa dulu aliran Sungai Tarinsing sangatlah jernih. Persawahan yang dialiripun subur. Ia menjadi khawatir, jika dugaan pencemaran ini memang betul, maka akan ada dampaknya, dengan kualitas padi yang akan dihasilkan.
    “Kita tak bisa mengandalkan mutu padi jadi bagus kalau airnya buruk. Apalagi kita belum tahu dari hasil laboratorium, apakah air tersebut hanya mengandung lumpur, atau ada unsur lain yang bisa membahayakan,” ungkap petani yang tergolong senior itu.- NIA (foto ; YRS)
  •  
  •  

Leave a Reply