Studio dan Anak Band Bartim Kini, ‘Truly Dead’???

Tamiang Layang, eksposia.com – Secara kilas balik, anak-anak muda di Kabupaten Barito Timur, pernah menunjukkan gairah bermusiknya secara jelas di era antara 2008 – 2017.

Pada masa itu, event-event festival musik, selalu nyaris dipenuhi oleh pendaftar. Dan pada masa itu juga, pemilik usaha/ pengelola studio band mendapat “cuan” yang lumayan dari bisnis rental studio. Belum lagi dari persewaan soundsystem nya untuk acara off air.

Di Tamiang Layang, (kalau tidak salah) tercatat ada sekitar tiga studio yang populer bagi kalangan anak band. Yaitu di Studio Star- Desa Magantis, Studio 321 di Jl Nansarunai, Tamiang Layang serta sebuah studio di Desa Jaweten.

Bahkan di Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah, terdapat tiga studio yang dulu juga jadi wadah berkumpul anak-anak muda.

Lantas kenapa terjadi seperti mati suri sekarang ini? Menurut mereka, ada beberapa faktor yang menyebabkan.

“Salah satunya,, adalah dunia digital yang jadi era sekarang. Platform seperti You Tube membuat mereka berfikir lebih baik tampil di situ, ditonton banyak orang lagi! Secara teknis, kesalahan bisa ditutupi dengan cara rekaman audio. Karena kalau di panggung, misalnya nyetem gitar fals, akan ketahuan penonton. Padahal, justru di situlah seninya sebuah entertainment panggung,” analisa Joko, juragan Studio Innoface, Ampah, tadi siang (Senin, 2/1)

Tak beda dengan Joko, Joni Setiawan SPd, pemilik Studio Star, Magantis, mengatakan bahwa kecenderungan anak sekarang tampil secara live, paling pun maksimal, bermain akustik di kafe atau pentas sekolah.

“Tapi kalau kita selidiki, oang-orangnya ya itu-itu saja. Sulit mencari sosok baru. Jujur sedih melihat fenomena ini. Kita seperti mati suri. Bahkan benar-benar serasa mati,” ungkap PNS yang juga berprofesi sebagai gitaris tersebut.

Maka tak heran, jika ada pelaksanaan beberapa festival band di Tamiang Layang, di tahun 2022, peminatnya bisa dikatakan sepi. Padahal, hadiah yang disediakan panitia terbilang lumayan .

Mungkin, ini juga yang menjadi elemen dari sekian banyak melempemnya dunia musik Indonesia saat ini, di samping bajakan masih menjadi “penjahat” ganas yang ditakuti para kreator lagu. – WAWAN SOEMARSONO.

Leave a Reply