eksposia.com – Beberapa petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, beberapa waktu lalu mengeluh pada anggota DPR RI H Dedi Mulyadi SH, di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi. Kekosongan pupuk bersubsidi di beberapa kios di Indramayu itu juga dicek rombongan Komisi IV, di mana Kang Dedi menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi.
“Kalaupun ada, harga pupuk non subsidi melambung tinggi. Tidak sebanding jika dikalkulasi dengan hasil petani nanti. Ini ada apa? Bukan sekali dua kali, kami mendengar keluhan petani, terkait ketersediaan pupuk bersubsidi yang sering hilang bak siluman di pasaran,” ucap mantan Bupati Purwakarta, Jawa Barat, dua periode tersebut.
Apakah ada mafia pupuk, sebagaimana halnya mafia dalam dunia kejahatan bahkan olahraga dan birokrasi? Entahlah. Namun, seperti joke yang sering beredar. Bukan orang Indonesia namanya jika kehilangan akal. Pupuk alternatif, khususnya yang berbahan organik pun jadi pilihan para pelaku dunia pertanian.
“Memang harganya lebih tinggi dibanding pupuk biasa. Tapi dari pemakaian, jauh lebih hemat dan hasilnya pun josss gandhos! Banyak rekan petani yang sudah membuktikan keampuhan pupuk eco farming,” tutur M Safi’i, salah seorang pengguna pupuk di Purwokerto, Jawa Tengah melalui chat WhatsApp (WA) tadi (Senin, 23/1).
Eco farming sendiri adalah pupuk hayati yang tidak memakai bahan kimia sam sekali. Salah seorang pengajar di SMK Negeri Paku, Kab Barito Timur, Kalteng, Budi Santosa SPd,.kepada eksposia.com, juga memperlihatkan bagaimana proses eco enzym dibuat. Yaitu dengan bahan sayur mayur ataupun buah yang sudah tak termakan lagi, alias busuk.
Sementara pupuk eco farming yang diproduksi oleh beberapa perusahaan swasta, dan punya prinsip formulasi sama dengan eco enzym, semakin bersambut di kalangan petani.
Bahkan Wakil Bupati Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, H Ahmad Effendi, juga tercatat menjadi salah satu member distribusi perusahaan eco farming, karena jelas ramah lingkungan, serta berkompromi dengan hitungan ekonomi maupun kebutuhan petani.
” Tanaman bawang putih dan cabai yang saya cobakan, lebih subur buahnya. dan lebih lebat daunnya. Hasil panen juga jauh lebih banyak. Ya saya tidak mempromosikan merk tertentu, kan banyak perusahaan. Yang jelas, pupuk alternatif yang organik, harus jadi tren yang menggantikan pupuk berbahan kimia,” imbuh Safi’i lagi – WAN
(sumber dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, PT B release, dan lain-lain. Foto : screenshot PT B release)
Leave a Reply