Mengintip Perputaran Uang Besar di Acara Wara

Tamiang Layang, eksposia com – Tak dapat dipungkiri, jika dalam setiap acara Wara, para bandar judi, pemilik warung makanan dan lain-lain akan melobi yang empunya acara. Karena bagi mereka, acara ritual ini adalah celah mencari untung. Tidak salah, karena para penyuka judi, baik sabung ayam atau gurak, jelas akan membanjiri acara yang memang memperbolehkan perjudian ini. (Tentunya akan lain jika perjudian di luar acara adat. Jelas akan berurusan dengan pihak aparat..)

Biasanya, pihak pengelola acara, yang biasanya dilakukan dalam satu kepanitiaan keluarga besar, akan menyewakan lahan bagi kios dan lapak. Itupun masih ada peluang dari ‘mmebisniskam’ lahan parkir, lampu sampai WC. Dan harganya, jelas bukan harga seperti yang diterapkan di pinggir jalan.

Panitia punya standar harga sendiri untuk warung, atau lapak perjudian. Jenis yang disebut terakhir ini, lazimnya bahkan dihargai sampai belasan juta rupiah.

Agaknya, adalah sebuah kebohongan besar jika melihat lapak penuh, warung ramai serta pengunjung berjubel, lalu panitia menyatakan rugi. Bisa terjadi, kalau di antara mereka saling berkelahi karena pembagian rejeki.

Wara memang tidak boleh dikatakan bisnis, karena di inti acaranya adalah ritual yang harus dilaksanakan sebagai persyaratan dalam tatanan adat. Namun tentu tidak salah jika diingatkan, bahwa akan selalu ada celah bagi pihak yang ingin menangguk untung besar, dengan mengatasnamakan adat dan budaya. *

Reportase dan foto : NIA TUNIAH E
Editor : WAWAN S

Leave a Reply